Thursday 29 December 2016

ANGEL MY KAWASAKI ER6N

Selamat Siang Bro dan Sis,
ER6N (versi 2012-2016) adalah motor kelas menengah (middleweight) berkapasitas 650cc dengan konfigurasi mesin 2 silinder dari Kawasaki. Basis mesin ER6N sendiri untuk saat ini juga dipakai di beberapa tipe motor Kawasaki lainnya seperti Ninja650, Vulcan650, dan verys650. Di pasar internasional ER6N sendiri diposisikan sebagai entry-level naked bike, berhadapan dengan Suzuki SV650, Honda CB500, KTM duke 390, dan beberapa tipe motor lainnya.


photos by Hendra Wiradinata


Di Indonesia sendiri, ER6N menurut saya adalah sebuah terobosan besar dari Kawasaki Indonesia. Dimana kalau sebelumnya rata-rata pengguna motor diatas 250cc hanya dihadapkan dengan pilihan motor superpremium (Ducati/Harley/MVagusta), via importir umum, atau motor tanpa surat-surat (bodong). Dengan hadirnya ER6N via jalur resmi Kawasaki, terjaminnya ketersediaan parts dan bengkel resmi,  dan dengan harga yang bersahabat (untuk pasar motor diatas 250cc) ER6N terbukti menjadi pilihan menarik bagi biker Indonesia.

Saya sendiri cukup mengikuti perkembangan ER6N di tanah air sejak diluncurkan di 2012, dan melihat naik-turunnya animo konsumen motor ini. Menurut saya pergerakan animo biker Indonesia terhadap motor ER6N bias dibagi menjadi 3 fase berikut ini :

1.       Fase pertama (2012-2013) ketika pertama diluncurkan, motor ini menjadi pilihan masuk akal bagi biker Indonesia yang ingin merasakan performa mesin diatas 250cc lengkap dengan surat-surat tanpa harus menghabiskan dana diatas 150 juta rupiah.

2.       Fase kedua (2013-2014) di periode ini saya melihat ada kecenderungan biker Indonesia lebih memilih Kawasaki Z800 (diluncurkan di Indonesia tahu 2013) dibandingkan ER6N, dan menurut saya hal ini wajar. Konsumen di pasar 250cc keatas mayoritas adalah kaum menengah atas dimana secara ekonomi biasanya sudah lebih stabil. Perbedaan harga baru saat itu (+/- 60jt) dirasa tidak signifikan dibandingkan keunggulan yang dimiliki Z800 (jumlah silinder/kapasitas mesin/USD).
3.       Fase ketiga (2014-…) ER6N second menjadi salah satu opsi motor bekas yang menarik bagi biker Indonesia, dengan harga bekas dibawah 100 juta kita bisa mendapatkan performa mesin 650cc (dan bisa parkir lobby pastinya hehehe).

Saya sendiri, ketika bermaksud untuk meminang motor pengganti Ninja 250fi saya dihadapkan dengan pilihan dilematis antara ER6N (2silinder/650cc) secara cash/tunai atau ZX6R (4silinder/600cc) secara kredit/cicilan selama 1 tahun. (ps: pada waktu itu Versys belum terpikir sama sekali, ada penyesalan disini HAHAHAHA). Pertimbangan-pertimbangan saya pada saat itu adalah :
1.       Kalau ditanya selera, saya pasti memilih ZX6R, 4 silinder, kaki-kaki kekar, dan saya dari dulu sangat suka motor berfairing (waktu itu tidak memikirkan konsekuensi bongkok dan patah tulaang punggung, sekarang sih akan pikir berulang-ulang kalau diminta pakai motor sport hehehe).

2.       Karena saya tidak akan menggunakan motor tersebut untuk harian, maintenance cost akan tidak terlalu signifikan bedanya, saya juga bukan termasuk fast-rider jadi keunggulan mesin ZX6R tidak akan terlalu saya pertimbangkan, kecuali suara 4 silindernya itu hohoho…

3.       Saya penikmat touring diatas motor, ZX6R akan jadi sedikit masalah disini karena kurang cocok untuk dipasang box/sidebag (kembali lagi, entah kenapa waktu itu versys tidak masuk ke pilihan)
Akhirnya pilihan pun jatuh di ER6N, faktor terbesar dalam pengambilan keputusan adalah cicilan 1tahun yang cukup memberatkan bagi saya jika ingin meminang ZX6R (kantong kempes). Nah, berikut ini akan saya bahas bagaimana kesan pesan saya selama ini memakai ER6N saya yang saya beri nama “Angel”.


Photos by Hendra Wiradinata 

ER6N - penampilan
My ER6N a.k.a Angel, pertama kali saya melihat langsung sosok motor ini yang terlintas cuma satu… kurang mewah (hahahahaha kebanyakan gaya) entah kenapa mindset saya sudah tersetting “namanya moge sok depan harus upside-down” terlihat sekali desain headlamp Angel yang sudah termasuk “pelindung /cover shockbreaker” adalah untuk menutupi kekurusan sang shockbreaker depan yang masih menganut sistem teleskopik.

Untuk kaki-kaki depan yang jadi nilai positif bagi saya adalah Angel sudah dilengkapi dengan double-disc, ini jadi nilai plus dibandingkan CB500 series yang menganut single-disc di depan. Bentuk vleg cocok dengan selera saya, simple dan berwarna hitam tanpa embel-embel, long lasting dan tidak cepat bosan bagi saya.

Untuk body motor secara keseluruhan menurut saya cukup mewakili karakter sang motor, kekar dan simple (saya suka Angel tidak berstripping), hanya sedikit bingung dengan pemilihan jok terpisah (mungkin agar lebih sporty?) saya menyukai konsep rangka dan terutama knalpot, memisahkan Angel dari motor lainnya (sering ditanya, knalpotnya dimana mas?) untuk sektor belakang saya merasa swingarm Angel terlalu kurus, saya lebih suka model seperti Versys atau di Z650 baru.

Overall bagi saya... ya itu tadi kurang mewah :p hahahahaha pengalaman saya beberapa kali Angel dikira MT-25 (ketika MT-25 baru keluar), Xabre, bahkan Byson modif.

ER6N – performa
Bagi saya, yang notabene bukan fast rider (baca: lelet), performa mesin Angel sangat memuaskan. Tenaga selalu terisi dari rpm bawah sampai ke atas (ingat saya bukan fast rider, jadi “atas” nya saya mungkin sedikit dibawah bagi anda). Angel masih dalam kategori nyaman untuk dibawa di kecepatan rendah, walau mungkin pada awal-awal sedikit tidak terbiasa dengan torsinya. Perbedaan utama dengan Ninja250fi, ketika mengendarai Angel saya pede ketika melakukan overtaking karena saya tahu tenaganya selalu ada. Sayangnya Angel tidak dilengkapi slipper clutch, seandainya iya pasti pengalaman berkendara akan jauh lebih menyenangkan.

Tapi, ada tapinya, saya jujur jauh lebih pede melaju dalam kecepatan tinggi diatas Ninja250fi saya dulu ketimbang bersama Angel. Entah mengapa saya merasa sasis angel tidak begitu cocok untuk saya, saya sudah mencoba dengan memakai ban S20 dan mengeraskan shock belakang tapi tetap rasa “goyang-goyang” tidak hilang. Teman saya menyarankan untuk mengganti shock belakang dengan OHLINS, tapi ya kendala di harganya hehehehe. Jadi saya lebih memilih untuk pelan-pelan saja bawa si Angel ini.

Satu hal yang juga perlu saya katakan disini adalah soal performa sektor pengereman Angel (non-abs) yang menurut saya kurang mumpuni dalam menahan laju motor 650cc ini, remnya terasa kurang gigit. Banyak yang menyarankan untuk mengganti master rem dengan ZX6R untuk mendapat peforma rem yang mumpuni.

Overall bagi saya… saya puas dengan performa Angel tapi ingat saya ini slow-rider, jika anda adalah seorang speed-freak maka saya sarankan anda perlu meninjau ulang masalah suspensi dan pengereman.

ER6N – Angel
Untuk menambah sisi personal di Angel, saya melakukan sedikit ubahan–ubahan kecil pada sang motor. Sedari awal saya meminang Angel saya selalu tekankan mindset “this wont be my last bike” sehingga saya sangat perhitungan dengan apa yang hendak saya pasangkan di Angel. Karena itulah parts-parts dengan harga yang cukup tinggi tidak (dan mungkin tidak akan pernah) terpasang di Angel seperti :

  • Slipper Clutch aftermarket
  • Knalpot aftermarket (bukan Termilingga, Akralingga, Leolingga, SClingga, dsb)
  • Windshiled PUIG ini dilematis karena sangat mendongkrak fungsi dan tampilan
  • Master Rem ZX6R + kaliper brembo
  • Shockbreaker belakang OHLINS
  • Handlebar raiser

Lalu kenapa memangnya Angel? Apa mau dijual ? jangan-jangan ini iklan lagi ? No No.. kembali lagi ke soal preferensi hehehe.

Jadi back to topic, tambahan-tambahan parts yang terpasang untuk Angel lebih bersifat general/umum, sehingga apabila nanti saya memutuskan untuk mengganti tunggangan parts parts ini sebisa mungkin bisa dipindahkan ke pengganti Angel, berikut tambahan yang saya lakukan :

1.       Dudukan plat nomor aftermarket by Digioto, karena dengan dudukan plat nomor standar di headlamp, saya dibully oleh kawan-kawan saya LOL
2.       Hella by Digioto, supaya klakson lebih kencang
3.       Pentil ban horizontal by Digioto, memudahkan pengisian angin
4.       Custom Luggage Rack and engine guard by Ihsan Motoshop
5.       Givi Luggage E21 + E20 by Ihsan Motoshop

Selain diatas saya juga memasang handgrip Rizoma dan carbon shroud and tank cover, tapi saya kembalikan ke standar karena mengganggu kenyamanan bagi saya.

Photos by Verka

 ER6N – riding experience
Sebagai tunggangan weekend dan touring, Angel dan saya sudah menempuh kira kira 5,000km, dari mulai satmori sunmori sampai touring ke Tanjung Lesung. Angel pun sudah riding bersama berbagai macam motor teman-teman saya, dari Inazuma Racing, Z1000, KLX jumpalitan, Versys Arogan, R6 doraemon, R15 terbang, Z250 rasa Z800, vespa bore up, dsb. Sejauh ini Angel tetap menyenangkan dan dapat diandalkan di tiap rute dan etape yang dia tempuh, mesin 650cc terasa sangat cukup untuk melibas dalam dan luar kota Jawa Barat.

Konsumsi bensin Angel relatif sama baik dalam maupun diluar kota, di kisaran 1:14. Cukup signifikan dibanding Ninja250fi yang bisa di kisaran 1:20, mirip dengan mobil 1300cc sebenarnya.

The best part soal kualitas berkendara Angel adalah saat medium-speed ride di kisaran 70-100kpj disini bagi saya adalah sweet spot Angel. Apabila di Ninja250fi saya biasanya harus bermain di gigi 4/5 untuk mencapai kecepatan 70-100kpj (saya slow rider yah jangan lupa) di Angel smua itu saya bisa capai dan konstan cukup di gigi 3, dan disini (gigi 3 70-100kpj) getaran motor terasa minim, mesin halus, dan semuanya perfect bagi saya dan apabila saya tiba-tiba harus melakukan overtaking, saya tidak khawatir, tenaga masih tersimpang banyak di gigi 4/5.

The negative parts soal kualitas berkendara Angel ada beberapa, satu adalah kapasitas tangki bensin yang cukup kecil (saya riding dengan Z1000, Versys650 dan Z250 dan saya yang paling banyak harus stop ke pom bensin), kedua adalah terpaan angin yang langsung mengarah ke dada (windshield aftermarket bisa meminimalisasi), ketiga tetap di sektor pengereman dan sasis, membuat pede menurun untuk mengeksplor motor ini lebih lanjut.

ER6N – future and my very personal opinion
Memasuki tahun 2017 ini, ER6N akan segera diganti dengan Z650 (perkiraan harga +/- 165jt OTR) dan juga tidak lupa trend motor 250cc premium seperti CBR250RR (USD, riding mode) seharga +/- 70 jt membuat ER6N bekas berdiri di posisi dilematis. Tidak sedikit komentar “buat apa beli 250cc baru kalau bisa beli 650cc bekas? Moge beneran!” atau juga dilawan dengan “mending 250cc premium ketimbang 650cc entry level”, disini saya akan mencoba membahas pendapat saya soal ini, tapi sebelum saya mulai, jika anda berminat untuk membeli ER6N bekas, tanpa bermaksud menggurui mohon pertimbangkan hal-hal berikut terlebih dahulu :

1.       Penggunaan, apabila anda bermaksud membeli ER6N untuk penggunaan weekend/hobby saya mendukung, tetapi apabila anda bermaksud menggunakannya untuk harian/operasional, pertimbangkan hal berikut :
a.       Maintenance cost, sebagai acuan sekali servis ER6N yang disertai penggantian kampas rem akan menghabiskan kira-kira 500,000. Jangan lupa juga penggunaan fast moving seperti rantai/ban berbeda dengan motor cc kecil.
b.      Praktikalitas, motor 650cc itu berat, panas dan tidak ekonomis ini akan menguras tenaga anda di jalan, apalagi apabila anda melalui rute padat.
c.       Parkiran, apa di kantor/tempat kegiatan anda ada parkiran khusus untuk motor besar ? jangan lupa tendensi biker Indonesia pada umumnya yang asal geser dan tidak peduli dengan kendaraan lain.

2.       Kebutuhan, silahkan jawab sendiri apakah anda sudah saatnya menghabiskan 70-80jt untuk sebuah motor ?
3.       Keterampilan dan Kematangan, apakah anda merasa secara fisik dan mental siap untuk menaiki motor 650cc ?
4.       Perlengkapan, resiko menaiki motor besar pasti lebih tinggi daripada motor cc kecil, selalu siapkan perlengkapan (helm,jaket,gloves,boots) yang berkualitas.

Jika setelah mempertimbangkan keempat poin diatas anda merasa yakin untuk membeli ER6N bekas, maka berikut ini pendapat pribadi saya perihal hal tersebut :

1.       Jika anda selama ini adalah rider motor dibawah 250cc (150,200) atau tidak terbiasa dengan motor kopling, maka saya sarankan untuk mencari motor 250cc 2 silinder terlebih dahulu, agar terbiasa dengan berat, karakter, dan tenaga. Pilihan bisa mengambil 250cc 2 silinder bekas sebagai motor pembelajaran, apabila sudah terbiasa silahkan pindah ke 650cc.
2.       Apabila anda rider 250cc 2 silinder dengan budget dibawah 100jt, dan masih ragu antara 250cc premium baru atau ER6N bekas, maka saya sarankan apabila anda tidak bermasalah dengan cc dan lebih mementingkan riding quality silahkan ambil 250cc premium, tapi apabila anda memang ingin merasakan sensasi mesin besar silahkan ambil 650cc. its all about choice…
3.       Apabila anda rider 250cc 2 silinder dengan budget diatas 100jt, saran saya coret nama ER6N dan beralihlah ke Versys 650 bekas (apabila anda touring-oriented) Z800 bekas (naked-oriented), atau ZX6R bekas (sport-oriented), memang harga terpaut 40-70 jt tapi percayalah, anda akan jauh lebih puas dan akan lebih long-lasting.
4.       Apabila anda dilemma antara mengambil ER6N atau CB500 series baru, maka menurut saya apabila anda lebih touring-minded silahkan ambil CB500X, akan tetapi saya tidak menyarankan CB500F dan CBR500R.

Sekian sharing saya mengenai ER6N series 2012, semoga bermanfaat dan see you next time!

Salam,

Verka

















4 comments:

  1. Sharing yg menarik mas, btw saya mantan rider ninja 650 skrg dah ganti Z800. Sering sy merasa kangen dg ninja 650 lagi karena lebih praktis rasanya, sy merasa ninja 650 sering kaget2 kalo betot gas sampe lutut gemetaran, sensasi itu ga sy dapat di Z800, entah kenapa ninja 650 lebih cpt lari rasanya tanpa diiringi suara, sedangkan Z800 terasa linier dan kalo mau kenceng harus niat dan berani betot gas diiringi suaranya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih mas, mungkin karena pengaruh torsi 2 silinder nya itu yah, saya pribadi memang belum pernah test Z800, tapi dari beberapa motor 4 silinder yang saya pernah coba memang untuk sensasi tarikan mesin 650cc inline twin dari kawasaki ini memang "menjambak sekali".

      Delete
    2. hehehe... coba sama2 mbetot di jalan lurus antara z800 vs ninja 650, saya jamin pasti z800 di depan. 4 silinder itu memang ajaib, mesin linier kayak gak ada betotan, tapi begitu liat speedometer tiba2 keringat dingin wkwkwkwk..

      buat touring saya demen banget pake 4 silinder karena badan gak capek kayak didorong2

      (dari seorang pemuda usia senja yang dulu banyak menghabiskan waktu di jalan dengan Vario 150 cc dan sekarang pakai 4 silinder 750 cc buat harian)

      Delete
  2. Tertiary: sunset with zinc oxide and titanium dioxide
    sunscreen with zinc oxide titanium bolts and titanium tv apk titanium dioxide. Discover titanium teeth dog the benefits of sunset with zinc oxide and titanium oakley titanium glasses dioxide, the worlds most black titanium ring unique and exotic sunscreen

    ReplyDelete