Tuesday 24 February 2015

Jakarta Rawan Begal

Yup, beberapa minggu terakhir ini wall Facebook, broadcast message, berita di TV, perbincangan di grup2 semuanya membahas begal motor yang beraksi dimana2. Berawal di Depok, sekarang Bekasi dan Serpong sudah mulai marak aksi pembegalan ini. Korbannya pun tidak hanya pria, namun wanita muda dan ibu2.

Ilustrasi pembegalan. Sumber tribun news



Pembegal menyasar wanita karena dinilai wanita sebagai korban yang lemah, yang kecil kemungkinannya untuk melawan mereka. Meskipun melawan, pembegal ini biasanya sudah mempersenjatai mereka dengan senjata tajam bahkan senjata api.

Waktu kejadian pun dari yang dini hari (diatas jam 12 malam) hingga malam hari (+/- jam 10 malam). Ini memberikan kita sebagai pengguna jalan kekhawatiran sendiri. Apalagi kita juga mengetahui bahwa tidak hanya pengguna sepeda motor, pengguna mobil pun kena jadi sasaran.

Polisi sebagai aparat penegak hukum pun terlihat cukup kewalahan dalam menanggulangi kasus pembegalan ini, terbukti bahwa mulai banyak club2/ komunitas motor yang melakukan patroli. Meskipun tidak disarankan, karena membahayakan nyawa mereka, kita tetap harus berterima kasih atas aksi mereka.

Saya menghimbau kepada teman2 untuk menghindari berkendara malam / subuh. Kalaupun terpaksa harus pulang malam, pilihlah rute yang kita tau ramai.

Beberapa tips yang saya kumpulkan untuk mencegah pembegalan :
- Hindari keluar malam
- Pilih rute yang ramai
- Perhatikan keadaan sekitar kita,  perhatikan spion. Paling tidak kita bisa merasakan kalau ada motor yang mencurigakan.
- Kalau sampai diikuti, hindari ngebut karena itu hanya akan membuat kita berada di posisi yang lebih berbahaya. Cari kantor polisi atau berhentilah sejenak di tempat yang ramai.

Keterbatasan personil polisi dan panjangnya proses penegakan hukum, membuat masyarakat bertindak. Kemarin baru saja kejadian pembegal di bakar hidup2 di daerah Pondok Aren.

http://news.detik.com/read/2015/02/24/105254/2841198/10/begal-motor-gosong-dibakar-warga-di-pondok-aren-tangerang-selatan

Kalau kita melihat kasus ini, sikap masyarakat tidak bisa dibenarkan untuk main hakim sendiri. Tapi, kalau melihat lambatnya penanganan polisi, masyarakat akan melakukan yang terbaik menurut mereka untuk mengamankan daerahnya.

Resiko yang paling besar adalah salah sasaran. Bagaimana kalau yang dihakimi sebenarnya bukan pelaku yang sebenarnya? Seperti yang kita sering lihat di sinetron, dimana yang teraniaya sebenernya pihak yang benar. **korban sinetron**



Apapun itu, semoga aparat penegak hukum bisa segera mengamankan jalanan Jakarta dan sekitarnya, kita sebagai pengguna jalan bisa lebih bijak memilih rute dan mengamankan diri kita sendiri.

Salam,

AKG

No comments:

Post a Comment