Monday 9 January 2017

STORY : Custom Bike

Hi Bro dan Sis,

Minggu ini temanya CUSTOM BIKE! Mari kita potong rangka!

Motor kustom, love it or hate it hehehe… saya termasuk grup “Love” kalau soal ini walau ya ada suka duka lah pastinya ketika kita mengendarai motor kustom.

Saya sendiri awalnya nyebur di dunia potong rangka kira-kira di tahun 2008, zaman ketika Japstyle belum mewabah seperti sekarang dan bengkel modifikasi spesialis custom biasanya hanya untuk Harley Davidson. Tahun 2008 adalah tahun dimana saya masih aktif di Komunitas Suzuki Thunder (KOSTER) korwil Jakarta Utara hehehe, dan saya adalah member KOSTER ke-2 yang memutuskan untuk memodif thunder kami dengan aliran Japstyle (pada waktu itu kayanya masih extrim sekali potong-potong rangka dan rasanya wabah dimulai di Bandung).

KOSTER sendiri di tahun 2008 didominasi oleh rider dengan aliran touring. Box givi/kappa, hand guard, engine guard sudah menjadi ciri khas member KOSTER… kecuali saya hehehehe, anti-mainstream gan! Saya Cuma mau tampil beda saja (maklum ababil). Berikut foto motor Thunder saya ketika awal join KOSTER, silahkan di bully hehehe




Spesifikasinya modifnya :
  • Tangki Honda Rebel
  • Spion aftermarket
  • Lampu depan aftermarket
  • Lampu tambahan izuzu panther
  • Jok Custom
  • Spakbor belakang second entah dari motor apa
  • Sein aftermarket
  • Vleg Power 17”
  • Sidebox ex-motor polisi




Jelek? Wagu? Ga cocok? Wkwkkwkwkwkw harap maklum ya, waktu itu masih anak kuliah dan ini modifikasinya pakai uang amplop tahun baru, dan prosesnya loncat-loncat dari satu bengkel ke bengkel yang lain, dari kaki-kaki, potong rangka dan fitting tangki, spakbor belakang, lampu-lampu semua beda bengkel hehehehe dari Ciledug, Kemanggisan sampai Cempaka Putih. Tapi jujur biar begitu dulu rasanya bangga sekali naik thundie ini (panggilan sayang buat Thunder) karena banyak yang bingung motor apa, tidak jarang saya ditanya di lampu merah ini motor apa hehehe. Saya memakai thunder custom ini cukup lama sampai pada akhirnya dijual di tahun 2010 dikarenakan sudah lebih sering pakai motor matic.

Tahun 2010 sampai tahun 2012 bisa dibilang musim saya tidak menjalani hobby otomotif saya. Saya kuliah sembari kerja magang sehingga tidak punya waktu (dan uang hiks) untuk punya banyak hobby, uang yang saya sisihkan lebih banyak teralokasi ke hobby fotografi saya. Barulah di 2012 semangat bermotor kembali terbakar dikarenakan oknum berinisial IS yang beli HD softail dan dicustom, jiwa custom saya pun terbakar kembali (lebay).

                                                               "The LoudWife"

Jadi saya kala itu sudah lulus dan bekerja dengan stabil sehingga bisa mulai menyisihkan sedikit uang untuk mewujudkan mimpi bermotor lagi, tentu saja bukan HD ya wkwkkwkwkwkwk. Pilihan utama untuk bahan saya saat itu tetap di Thunder 125, berikut beberapa alasannya :

  • Mesin irit, tangguh (walau lemot) dan saya sudah terbiasa
  • Rangka yang jadul dan lebih masuk ke aliran japs
  • Harga bekas yang cenderung jatuh bebas sebebas-bebasnya
  • Bisa join KOSTER lagi hehehehe


Dan satu hal yang jadi pembelajaran saya, saya mau masukin motor itu ke bengkel Custom beneran! Bukan lompat lompat bengkel seperti dulu, kebetulan di 2012 sudah cukup banyak bengkel spesialis custom bertebaran di Jakarta. Setelah mutar-mutar ga jelas akhirnya saya memberanikan diri melipir ke sebuah bengkel spesialis custom di daerah Kemanggisan milik mas Nino, berjudul NinRoksta. Disini saya berkonsultasi panjang lebar dengan mas Nino, asik orangnya, ramah, apa adanya dan terbuka (jadi kaya cari jodoh ya). Menghabiskan 1-2 jam saya langsung memutuskan untuk menggunakan jasa NinRoksta untuk meng-custom motor saya… tapi belum ada motornya hehehhehehe (-.-‘)




Jadi motor apa? Mas nino menyarankan mengambil Honda GL series, berikut pertimbangannya:
  • Sparepart lebih tersedia dan ramah di kantong
  • Secara basis rangka lebih mudah untuk dimodif
  • Secara image lebih kuat untuk motor Custom (subjektif ya jangan dibully)


Jadi berburulah saya, dan pucuk dicinta ulam tiba ayah teman saya menjual GL125 tahun 1996 tangan pertama! Lengkap dengan faktur penjualan! So special! Tanpa pikir panjang bungkus! Dan langsung bawa ke NinRoksta! Dan potong rangka!!!!!! Tak lupa motor matic yang selama ini menemani saya jual untuk nambah-nambah biaya custom.

Waktu pengerjaan kira-kira 6 bulan, dan disini justru terasa seninya main motor custom, penantian panjang yang berbuah manis (lebay lagi). Tak bosan-bosannya saya mampir ke bengkel hanya untuk sekedar melihat sudah berubah seperti apa calon motor kesayangan ini.





Dan waktu itu pun tiba ketika motor sudah bisa diambil, dan WOW sangat cucok dengan selera saya berikut ini penampakan si cantik






Menurut banyak orang, yang paling terpenting dari sebuah motor custom adalah personafikasinya, dimana tiap motor adalah khusus untuk sang pemilik, dan saya mem-personali-sasi motor saya dengan sebuah nama di tangkinya hehehehehe bagi yang kenal saya sudah pasti tahu nama ini





Satu yang tidak bisa dipungkiri adalah sensasi berkendara yang berbeda di kala mengendarai motor custom, suara knalpot BLAAR.. BLAAAR… posisi riding yang unik membuat sensasi yang luar biasa, jujur ini yang sampai sekarang membuat saya galau kala melihat ada motor custom di jalanan.
Tidak lupa sayapun memilih perlengkapan berkendara (apparel) yang cocok dengan motor custom.




Bagi saya, apparel yang cocok akan menambah sensasi berkendara lebih lagi hehehehe…
Tapi ya nothing is perfect, saya sempat memakai motor custom ini untuk harian ngantor selama kurang lebih 1 tahun, sebelum akhirnya lebih banyak ngendon di garasi digantikan oleh Ninja 250fi.


Jadi apa yang membuat akhirnya saya “menyerah” ? berikut daftarnya

  • Ini tidak terlepas dari bahan motor yang sudah cukup berumur (1996) membuat banyak parts yang sudah aus dan harus diganti, terhitung master rem, kaliper, kabel kelistrikan, seal karet mesin dan banyak lagi yang dalam tempo 3 bulan sudah tidak layak pakai. Restorasi mesin ini kadang bisa terjadi kapan saja dan walaupun ketika dari awal kondisi motor sangat segar, kecepatan degradasi parts terhitung sangat cepat.
  • Masih terkait umur motor, mesin GL125 harus diakui sudah kehilangan masa jayanya, nafas pendek sudah menjadi takdir, opsi bore-up menjadi 200cc terkendala biaya hehehehe…
  • Harus diakui juga, bahwa senyaman-nyamanya motor custom, tidak akan bisa senyaman motor standar. Getaran, suspensi tidak begitu menyenangkan  untuk perjalanan jauh. Tidak lupa spakbor yang kecil membuat cipratan air dan lumpur sampai ke atas kepala.


Masa-masa terakhir saya bersama motor custom ini lebih banyak hanya dipakai untuk keliling komplek dan riding-riding kecil untuk foto-foto. Pada akhirnya motor saya saya berikan ke sepupu saya di Jawa untuk dia kuliah…  Tapi ya itu, tetep aja sampe sekarang masih terlintas niatan untuk bangun motor lagi hehehe…


Bye bye to my beautiful bike…

So, berdasarkan pengalaman saya jika anda berniat membangun motor custom, berikut tips and triknya:
  • Saya sarankan bangun untuk motor hobby, bukan operasional
  • Gunakan mesin semuda mungkin, semakin muda semakin baik
  • Masuklah ke bengkel yang cocok bagi anda, baik secara personal dengan buildernya maupun budget
  • Sering-seringlah pantau perkembangan motor anda ketika dalam proses pembangunan agar anda bisa memberi masukan dan ikut terlibat dalam prosesnya


Untuk penutup selalu tanamkan sikap “enjoy the ride” karena ingat, motor seperti ini bukan untuk semua orang…
BLAR… BLAR…!

Verka














No comments:

Post a Comment